loading...

Tuesday, September 18, 2012

BWF mengukuhkan bahwa Tim Cina sudah menarik mundur dari Jepang Terbuka."


Pemain Cina menyapu lima medali emas di Olimpiade London 2012.
Cina menarik para pemain bulutangkis dari Kejuaraan Jepang Terbuka pekan depan di tengah-tengah krisis politik sehubungan dengan sengketa kepulauan antara kedua negara.

Sebanyak 22 pebulutangkis Cina sudah mendaftar untuk mengikuti kejuaraan yang akan berlangsung 18-23 September di Tokyo namun mereka tidak akan ikut bertanding.

Penarikan mundur para pemain Cina membuat pihak penyelenggara melakukan kembali undian pertandingan.

Dalam daftar pertandingan terbaru yang diumumkan di situs internet Yonex Japan Open, sudah tidak ada lagi nama para pemain Cina walaupun sebelumnya diungkapkan para peraih medali emas Olimpiade London 2012 -yang didominasi pebulutangkis Cina- akan bertanding.

Pemain Cina menyapu seluruh lima medali emas dalam Olimpiade London 2012.

Tanpa alasan jelas

Tidak ada berita resmi di situs Yonex Japan Open yang berkaitan dengan penarikan mundur para pemain Cina namun seorang pejabat Federasi Bulutangkis Dunia, BWF, mengukuhkannya.

"BWF mengukuhkan bahwa Tim Cina sudah menarik mundur dari Jepang Terbuka," kata Ketua Pelaksana BWF, Thomas Lund, kepada kantor berita AFP.

Sementara seorang pejabat Jepang Terbuka, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan tidak satu pun para pemain Cina yang tadinya diharapkan datang ke tempat pertandingan.

Tidak jelas alasan yang diberikan oleh Tim Cina di balik pengunduran ini namun diduga berkaitan dengan sengketa kepemilikan kepulauan oleh kedua negara.

Beberapa hari belakangan ini berlangsung sejumlah aksi unjuk rasa anti-Jepang di Cina setelah pemerintah Jepang memutuskan untuk menasionalisasi kepulauan Senkaku, yang di Cina disebut sebagai Diaoyu.

Salah seorang pelatih bulutangkis Cina, Li Yongbo, dilaporkan mengatakan bahwa alasan penarikan mundur adalah karena kelelahan para pemain Cina setelah bertanding di Olimpiade, Liga Super Badminton, dan Super Seri Master.

sumber : BBC INDONESIA

No comments:

Post a Comment