Dua
narapidana Muslim yang ditahan di sebuah unit khusus di penjara federal
di Terre Haute mengatakan mereka tidak diperbolehkan untuk shalat berjamaah sesering yang diperintahkan agama dan meminta hakim federal untuk meringankan batasan ibadah yang dikenakan oleh Biro Penjara.
Penjara
di bagian barat Indiana itu menjadi tempat bagi beberapa narapidana
keamanan tinggi, termasuk pejuang Taliban kelahiran Amerika John Walker
Lindh, yang menjalani hukuman penjara 20 tahun atas tuduhan membantu
Afghanistan dan sekarang pemerintah Taliban yang dinonaktifkan.
Perkara
16 Juni itu dikirim oleh American Civil Liberates Union of Indiana
menantang pembatasan pelaksanaan ibadah Islam di Unit Komunikasi
Management penjara, di mana ada sekitar 30 dari 40 narapidana yang
merupakan Muslim.
Muslim
diwajibkan untuk shalat lima kali sehari, tetapi perkara yang dibuat
atas nama narapidana Enaam Arnaout dan T. Randall Royer, mengatakan
narapidana di CMU diizinkan untuk shalat berjamaah hanya satu jam
seminggu. ACLU menyatakan bahwa hal itu melanggar hukum federal yang
membatasi pemerintah melarang kegiatan keagamaan tanpa tujuan yang
mendesak.
Perkara
itu mengulang sebuah keluhan pada tahun 2007 yang memvonis Richard Reid
bahwa ia menolak memberi akses shalat berjamaah di dalam penjara
federal Supermax Florence, Colo.
Perkara
Indiana merupakan salah satu dari dua yang telah dikirimkan oleh ACLU
dalam minggu terakhir ini tentang kondisi di CMU. Perkara hukum lainnya
mengklaim unit tersebut telah membuat dan menempatkan secara rahasia
kebanyakan narapidana Muslim dalam penjara isolasi virtual.
Seorang
juru bicara Departemen Kehakiman mengatakan pekan lalu bahwa pemerintah
mengikuti aturan federal dalam pembuatan unit khusus pada bulan
November 2006. Dirancang untuk menjadi unit bagi tahanan yang
membutuhkan tambahan keamanan, serta unit memonitor ketat kontak yang
dilakukan narapidana dengan dunia luar.
Ken
Falk, direktur hukum ACLU dari Indiana, mempertanyakan kebijakan yang
memungkinkan para tahanan dari sel mereka untuk menonton televisi,
bermain kartu atau terlibat dalam kegiatan kelompok lain tetapi
membatasi kegiatan shalat jemaah selama satu jam pada hari Jumat.
"Itu
berarti empat orang dapat duduk di sekitar meja bermain kartu atau
berbicara mengenai permainan bola basket, tetapi mereka tidak dapat
beribadah," ujar Falk.
Pengacara
Lindh George Harris mengkonfirmasi pada hari Selasa, Lindh, seorang
mualaf, ditahan di CMU. Dia menolak memberikan komentar mengenai perkara
tersebut atau mengatakan apakah Lindh memiliki masalah mempraktekkan
agamanya di penjara.
Tuntutan
itu meminta Biro Penjara untuk mengembalikan shalat harian yang
biasanya dilaksanakan di ruang serbaguna selama beberapa bulan setelah
CMU dibuka.
Louay
Safi, direktur pengembangan kepemimpinan dengan Islamic Society of
North America (Masyarakat Islam Amerika Utara) yang berbasis di
Plainfield, mengatakan umat Islam mencoba untuk shalat berjamaah bila
memungkinkan.
"Nabi
Muhammad berkata bahwa ada pahala yang jauh lebih besar bagi
orang-orang yang shalat berjamaah daripada orang-orang yang berdoa
secara individu," katanya.
Arnaout,
46, warga negara AS yang lahir Syria, menjalani 10 tahun hukuman
penjara setelah mengakui persekongkolan pada tahun 2003 ia menggunakan
donor pada Benevolence International Foundation dan dialihkan sebagian
uang kelompok militer di Bosnia dan Chechnya.
Royer,
36, mantan juru bicara untuk Muslim American Society, yang menjalani 20
tahun hukuman penjara atas partisipasinya dalam apa yang disebut oleh
jaksa sebagai " jaringan jihad Virginia."
Kelompok
itu menggunakan permainan paintball di tahun 2000 dan 2001 sebagai
pelatihan militer sebagai persiapan untuk jihad terhadap bangsa yang
dianggap kejam terhadap Islam, ujar jaksa.
No comments:
Post a Comment