loading...

Thursday, June 07, 2018

'PHUBBING', Fenomena Sosial Yang Kembali NgeTren



Di hari yang terik dan panas ini kembali lagi dengan saya teman-teman semua dimana pun kalian berada..😁😁
Letih dan lelahnya aktifitas hari ini jangan sampai membuat teman-teman batal ya puasanya...😉😉
Hayo siapa yang lagi batalin puasanya nih,,aku ngikut deh ya..... 😝😝
Dari pada mulai ngawur,,mending langsung aje deh ke pokok pembahasan .. LET'S GO...



Teman-teman pernah dengar kata atau istilah tentang 'PHUBBING' sebelumnya ... ??
Jika belum ya inilah waktu yang pas dan tepat untuk menambah wawasan dan pengetahuan teman-teman semuanya, bagi yang sudah ya enggak apa-apa to, kagak ada salahnya membaca kembali, takutnys dah lupa kan 😂😂


PHUBBING yang merupakan kependekan kata dari Phone Snubbing, yaitu sebuah fenomena sosial yang terjadi akibat kebosanan seseorang saat berbincang dengan bertatap mata secarra langsung dan beralih berbincang dengan orang lain via smartphone-nya.


Asal Mula

Istilah phubbing yang kembali viral ini sebetulnya bukanlah sebuah hal yang baru, sejak kelahiran sebuah telpon genggam yang serba canggih, banyak sekali orang yang sibuk sendiri dengan gadgetnya dan menghiraukan lawan bicaranya.

Kampanye untuk menghentikan Phubbing ini gempar di tahun 2012 oleh sebuah agency periklanan McCann dan kemudian di ramaikan oleh media di seluruh dunia. Setelah itu, istilah tersebut resmi didaftarkan dalam kamus Macquarie.

Seiring dengan waktu yang berjalan, ada yang menyebutnya dengan istilah 'autis', namun hal tersebut dikecam oleh banyak orang karena menyinggung makna autis yang sebenarnya. Istilah itu menjadi kasar dan tidak digunakan lagi oleh banyak orang.

Jadi seperti itulah teman-teman asal muasal istilah Phubbing tersebut...😊😊


Kembali Jadi Ngetren

Istilah Phubbing ini kembali viral dengan dilakukannya sebuah studi yang dilakukan oleh Dr James Roberts dan Dr Meredith David dari Baylor University di Texas, seperti dikutip dari dairymail.

Phubbing yang sekarang terjadi sangat memprihatinkan, karena dilakukan saat momen kebersamaan terjadi. Biasanya dilakukan oleh pasangan dalam hubungan percintaan atau para sahabat yang sedang berkumpul.

Dari 143 individu yang diujicobakan, ternyata sebanyak 70% tidak bisa lepas dari telepon genggam dan mereka melakukan phubbing. Sedangkan 450 responden yang menjadi korban Phubbing, 46% nyata-nyatanya menjadi korban dari pasangannya sendiri, dan sisanya langsung mengomel.

Nah, itulah yang menjadi viral kembali istilah Phubbing 😊😊
Pesan untuk teman-teman sendiri jangan sampai menjadi pelaku Phubbing itu sendiri ya, baik terhadap keluarga, teman, ataupun terhadap pasangan kita, karena jadi korban phubbing itu pasti rasanya amat sangat menjengkelkan sekali 😭😭


Phubbing Yang Disengaja

Terlepas dari menjamurnya aplikasi media sosial dan game tentunya, ternyata phubbing juga menjadi alasan untuk menjauhkan lawan bicaranya dengan sengaja.

Hal ini biasa terjadi jika ada orang baru yang tidak disukai atau tidak membuat rasa nyaman ikut serta dalam obrolan. Bagi para pasangan, hal ini dilakukan jika tengah merasa bosan dan lebih memilih mencari keseruan dengan orang ketiga.

Nah untuk teman-teman nih ya, jika kalian sudah mempunyai pasangan namun tengah terbuai akan rasa bosan yang amat dalam, jangan mencari keseruan dari orang ketiga tanpa sepengetahuan pasangan anda ya, karena itu amat menyakitkan untuk dirinya😭😭 lebih baik carilah hal yang baru ya teman-teman dan positive pastinya dengan pasangan anda😊😊😊


Efek Jangka Panjang


Phubbing jika dilakukan sekali dua kali mungkin masih bisa untuk ditolerir bagi pasangan atau teman, namun jika konsisten dilakukan beresiko merusak kualitas hubungan.

Sementara untuk efek jangka panjangnya sendiri adalah hal tersebut menjadi biasa dan dimaklumi, komunikasi pun dirasa tidak perlu dilakukan. Hal terburuk adalah seseorang akan dijauhi dan tidak akan diikutsertakan lagi.


Menurut Julie Hart, pakar hubungan sosial dari The Hart Centre, Australia, setidaknya ada tiga faktor hubungan sosial yang menjadi tumpul karena phubbing, yaitu :



  1. Akses Informasi, dimana kemampuan mendengar dan membuka diri akan informasi lawan bicara.
  2. Respon, yakni usaha untuk memahami apa yang disampaikan oleh lawan bicaranya dan mengerti maksud apa yang dibicarakannya.
  3. Keterlibatan, yakni saat dua faktor diabaikan, seseorang tidak akan terlibat dari wacana yang dilontarkan dan hanya mengiyakan saja. Lawan bicara pun akan tersinggung dan yang terburuk dari semua itu yaitu menjadi malas berbicara. 

 Sunber : ( https://www.cnnindonesia.com )


Seperti itulah teman-teman dampak buruk Phubbing bagi diri kita sendiri dan orang lain dalam kehidupan sehari-hari, baik saya sendiri maupun teman-teman juga pasti pernah melakukan hal tersebut kan ya😁😁
Semoga kedepannya kita lebih dan lebih menghargai lawan bicara kita agar kita tidak melakukan Phubbing y kawan 😊😊

Cukup sekian yang dapat saya share ke teman-teman semuanya dan yang pasti semoga menambah wawasan dan tentunya menjadi sebuah hal yang bermanfaat ya,, Aaaaaaaaaammiiiiiiiinn...
Sampai bertemu lagi dalam posting saya selanjutnya ya,,, BYE BYE .......😊😊