loading...

Monday, March 12, 2012

Hepatitis C Membunuh Melebihi HIV

Kematian akibat infeksi hepatitis C kini terus meningkat, bahkan melebihi kematian akibat HIV. Faktor penyebabnya adalah karena kebanyakan orang tidak menyadari dirinya terinfeksi virus hepatitis C.

Hal tersebut tampak nyata di Amerika Serikat. Menurut data tahun 1999 - 2007 yang dilansir Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika. Kematian paling tinggi terjadi pada orang berusia produktif.

Menurut pejabat CDC, sekitar 3,2 juta orang Amerika terinfeksi hepatitis C, penyebab utama kanker hati dan sirosis (pengerasan hati). Diperkirakan sepertiga dari orang dewasa yang terinfeksi itu tidak menyadari dirinya terinfeksi karena perkembangan penyakit ini memang lambat.

Hepatitis C menular melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril, dari transfusi darah, serta hubungan seksual. Pada beberapa kasus, penularan juga bisa terjadi dari ibu ke janin.

"Hepatitis kronis adalah penyebab kematian dini yang bisa dicegah. Bagaimana pun deteksi dini dan intervensi penyakit ini bisa lebih murah dan menyelamatkan nyawa," kata Dr.Scott Holmberg, ketua CDC divisi virus hepatitis.

Penelitian terbaru untuk mengetahui jumlah kasus hepatitis di Amerika dipublikasikan dalam Annals of Internal Medicine.

Data terbaru menunjukkan kematian akibat hepatitis C mencapai 15.000, melebihi kematian akibat HIV yang angkanya 13.000. Kematian itu juga paling banyak terjadi pada orang usia pertengahan.

"Sekitar 73 persen kematian akibat hepatitis C terjadi pada orang berusia 45-64 tahun," kata Holmberg.

Saat ini vaksin hepatitis C memang belum ada. Bila tren peningkatan kasus ini berlanjut, diperkirakan pada tahun 2030 kematiannya bisa mencapai 35.000 per tahun.

Menurut Dr.Eugene Schiff, direktur Center for Liver Disease, saat ini pengobatan hepatitis menjadi salah satu hambatan. "Pengobatan sekarang yang meliputi antivirus dan interferon sering tidak bisa ditoleransi pasien," katanya.

Ia menambahkan, dalam dua tahun mungkin sudah akan ada pengobatan bebas interferon sehingga efek sampingnya lebih kecil dan bisa ditoleransi pasien.


sumber : kompas

No comments:

Post a Comment